Rebutan Kursi DPR

Kursi DPR banyak diperebutkan oleh kader partai ditiap level pemilihan sekarang ini. Hal ini menandakan bahwa bangsa kita telah mulai cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Berbeda dengan budaya lama yang bercirikan saling memberikan kursi pimpinan.

Budaya promosikan diri merupakan hasil impor budaya yang notabene berfokus kepada satu tujuan yakni: "Pilihlah Aku Sebagai Pemimpinmu." Dari satu sisi kita salut dengan fenomena ini, karena memang sekarang bangsa kita sedang mencari pemimpin cerdas yang dapat membawa rakyatnya kedalam kehidupan yang lebih sejahtera. Namun dari sisi lain muncul pertanyaan bahwa benarkah mereka yang mempromosikan diri tersebut betul- betul sudah siap menjadi pemimpin? Hal ini yang perlu dicermati bersama.

Perebutan kursi kepemimpinan (Dalam hal ini kursi DPR) akan menjadi positif apabila masing- masing calon bersaing secara fair sesuai dengan tata aturan yang diberlakukan dan yang dijalankan dengan baik dan adil. Namun jika sebaliknya maka yang ada hanya main kayu. Dampaknya akan mempengaruhi kualitas kepemimpinannya kelak ketika sudah menjabat pimpinan. Akibat paling parah adalah rakyat kecil yang makin terombang- ambing dalam ketidak pastian arah kemajuan yang akan dicapai.

Seyogyanya untuk menjadi pemimpin dari sebuah negara yang wilayahnya sangat luas dan rakyatnya yang banyak serta majemuk seperti Republik Indonesia ini, pemimpin memiliki jiwa dan semangat juang pengabdian yang komprehensif dan mengayomi semua rakyatnya dalam arti yang seluas- luasnya. Jadi dalam memimpin atau mewakili aspirasi rakyat benar- benar untuk kesejahteraan umum, harus bisa dirasakan semua rakyat. Bukan semata- mata untuk kepentingan sekelompok tertentu atau demi untuk kepentingan golongan sendiri. Dahulukan kepentingan umum dahulu. Baru kemudian mengatur hal- hal untuk kepentingan khusus, tentunya menurut prioritas dan kemampuan yang dimiliki.

Apabila pemimpin selalu berpedoman atau konsisten pada kearifan dan kebijakan yang termaktub dalam UUD'45 dan Pancasila, maka dapat dipastikan pemimpin tersebut akan dicintai seluruh rakyat Indonesia. Fondasi Rumah Indonesia kita sudah bagus; tinggal bisakah para pemimpin dan rakyat memahami pelaksanaannya? Tahap demi tahapan dari capaian keberhasilan dipertahankan dan diteruskan secara berkesinambungan. Inovasi dan kreativitas ditingkatkan dan proses perubahan diberikan cukup waktu. Ibarat orang berjalan maka ketika harus melompatpun harus memiliki awalan yang baik, kalau tidak dikhawatirkan tidak sampai menyeberang lubang jalan yang menghalangi. Sehingga terperosok karena terantuk dan masuk kejurang yang dalam.

Disamping itu janganlah melupakan peran kebersamaan. Melibatkan semua elemen pimpinan dan rakyat yang dipimpin penting terus ditingkatkan. Karena bersama kita bisa. Hal inilah yang terkadang tidak terlihat. Maunya top down terus. Kesatuan dan persatuan tetap harus melekat kuat. Untuk dapat mencapai itu tidak ada lain jalan kecuali pemimpin harus menyayangi rakyatnya dan rakyat menghormati pemimpinnya.

Keadaan jadi sebaliknya apabila proses pencalonan pimpinan tidak menyertakan rakyat atau memanipulasi janji, semisal dalam pemilihan caleg. Ketika duduk dikursi DPR melupakan janji atau menghindar dari konstituennya. Tak ayal lagi tidak berapa lama para wakil rakyat tidak mendapatkan kepercayaan lagi dari rakyat yang diwakilinya. Tragisnya pada saat kumunikasi buntu maka rakyat bersama generasi mudanya terpaksa turun jalan menuntut janji yang pernah terucapkan. Sementara para wakil rakyat bersembunyi dibalik pintu kekuasaannya. Apalagi disertai bau KKN, makin ramai saja pembicaraan sumbang diantara rakyat merasakan perilaku tidak terpuji para pemimpinnya.

Kalau keadaan seperti pemandangan diatas terus menerus, lho kapan Indonesia bisa berkarya dan atau membangun kesejahteraan bagi semua rakyat dengan lancar agar ketinggalan peradaban dapat dipenuhi atau dikejar dari bangsa- bangsa lain yang telah berhasil maju lebih dahulu. Agar kita dapat diperhitungkan juga sebagai bangsa yang juga punya kecerdasan dan peradaban yang berpengaruh global.


bersambung..






Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAK DAPAT MENYATU BAGAI AIR DAN MINYAK

PASTI BISA

Pesawat Terbang Sukhoi Super Jet 100 Menabrak Gunung Salak